Jennifer Lopez kembali berakting di genre drama komedi romantis. Ini sudah kesekian kalinya dia bermain di genre ini, sebut saja The Wedding Planner (2001), Maid In Manhattan (2002), Jersey Girl (2004), Shall We Dance (2004), dan Monster In Law (2005) pernah ia bintangi. Maka rasanya wajar kalau saya berekspektasi film ini pasti berhasil membuat saya tertawa. Berbeda dengan Alex O'Laughlin yang tidak memiliki banyak pengalaman seperti Jennifer Lopez. O'Laughlin yang lebih banyak bermain di film drama aksi dan kriminal., selain itu O'Laughlin lebih berpengalaman pada film seri ketimbang Box Office. Ini perpaduan yang luar biasa, sedikit membuat saya menjadi penasaran bagaimana film ini akhirnya mampu membuat saya menjadi terhibur.
"Zoe (Jennifer Lopez) adalah seorang gadis muda yang memiliki sebuah pet shop. Zoe berharap dia dapat memiliki anak dalam waktu dekat. Masalahnya adalah, dia tidak memiliki pasangan hidup, karena hal itu lah akhirnya Zoe memutuskan untuk menjalani program inseminasi. Sepulangnya dia dari Rumah Sakit setelah menjalani program inseminasi itu dia bertemu dengan Stan (Alex O'Laughlin). Mereka bertemu karena sama-sama menaiki taksi yang sama. Mereka berebut taksi itu dan Zoe pun akhirnya rela mengalah. Namun yang ada justru mereka sama-sama keluar dari taksi dan taksinya pun segera pergi meninggalkan mereka.
Pertemuan yang sedikit menjengkelkan itu ternyata mengesankan Stan. Dia berusaha mencari tahu keberadaan Zoe. Sampai pada suatu ketika dia bertemu dengan Zoe di festival peternakan. Zoe sedang menemani Mona (Michaela Watkins) membeli muffin. Di suatu malam, ketika Zoe sedang mengadakan acara di pet shop-nya, Stan datang menghampirinya. Dari sana lah Zoe mulai mau membuka diri atas kehadiran Stan.
Setelah pergi kencan, Zoe semakin menyadari kalau dia semakin tertarik dengan Stan. Namun Zoe masih berusaha untuk mengingkari dan menutupi perasaannya. Berbeda dengan Stan yang lebih berani menyatakan ketertarikannya terhadap Zoe. Namun berkat kegigihan Stan, akhirnya Zoe pun berhasil dia dapatkan. Mereka mulai menjain hubungan asmara.
Di saat Zoe sedang merasa sangat bahagia karena kehadiran Stan, dia mendapati alat test pack yang sebelumnya dia gunakan namun alat tersebut ditelan oleh anjingnya, hasil dari alat test pack itu adalah dia positif hamil. Zoe pun merasa bingung. Dia harus segera mengatakan hal ini kepada Stan sebelum hubungan mereka semakin jauh, namun masalahnya Zoe tidak tahu harus bagaimana berbicara dengan Stan mengenai hal ini."
Seperti film drama komedi romantis lainnya, The Back Up Plan pun tidak menghadirkan sesuatu yang baru apalagi fresh. Plot ceritanya standar, sedangkan ide cerita yang ditawarkan film ini pun tidak spesial, standar film dengan genre seperti ini, terdapat percakapan-percakapan dan adegan-adegan yang mampu mebuat anda tersenyum bahkan terrtawa. Semua yang dihadirkan dalam The Back Up Plan terasa begitu ringan namun sangat menghibur. Penonton tidak butuh berpikir dalam menikmati setiap adegan yang terdapat dalam film ini.
Untuk kepiawaian akting Lopez dalam film ini memang sudah tidak diragukan lagi. Begitu banyak film yang bergenre sama sebelumnya telah dia bintangi sangat membantu dia menjadi aktris spesialis film drama komedi romantis. Selain itu, Lopez juga berhasil membangun chemistry antara dirinya dengan O'Laughlin. Sehingga membuat The Back Up Plan semakin terasa geregetnya. Lopez juga sangat membantu O'Laughlin dalam perannya sebagai pasangan hidup Lopez. O'Laughlin ternyata dapat tampil santai dan sangat mengibur. Tidak seperti film-film yang selama ini telah banyak ia bintangi.
Alan Poul yang duduk di kursi sutradara berhasil membuat film ini menjadi suatu sajian yang menghibur bagi siapa saja yang menontonnya. Selain itu, film ini juga tidak banyak mengumbar adegan seks. Adegan seks yang dihadirkan dalam film ini hanya merupakan sebagai pelengkap yang membantu keseluruhan jalan cerita saja. Dia tidak menampilkannnya dalam kadar yang vulgar. Sedangkan penulis naskah dibebankan kepada Kate Angelo. Semua percakapan yang ada di film ini pun terasa mengalir dan ringan, sehingga membuat penonton menjadi mudah mengikuti jalan ceritanya.
Sayangnya, konflik yang dihadirkan dalam film-film ber-genre seperti ini selalu konflik yang sebenarnya menurut saya terlalu ringan. Mungkin dikarenakan film ini memang identik ringan di segala sisi. Namun menurut saya, jika konflik yang dihadirkan lebih sedikit mendalam lagi maka film ini pun akan semakin menarik dan membangkitkan rasa penasaran para penontonnya.
Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dalam film ini, rasanya The Back Up Plan memang tetap pantas dijadikan teman anda di akhir pekan atau pun di waktu senggang.
Happy Watching...
0 komentar:
Posting Komentar