Sara adalah anak dari seorang jenderal yang memiliki ketakutan tersendiri dengan pesawat terbang dikarenakan istrinya tewas ketika mengemudikan pesawat terbang. Karena hal itu lah Sara akhirnya membohongi sang ayah, Dia mengatakan akan ke luar kota menggunakan mobil dan bukan pesawat. Sara pergi bersama dengan kedua orang temannya yang merupakan sepasang kekasih, yaitu Mel (Julianna Guill) dan Sal (Jake Weary), sepupunya yang bernama Cory (Ryan Donowho), dan teman dekat Sara yang bernama Bruce (Landon Liboiron).
Terdapat dua kesalahan Sara dalam perjalanannya kali ini, pertama adalah dia sudah berbohong dengan ayahnya dan yang kedua adalah dia mengajak Bruce, seorang laki-laki yang mengalami trauma dengan ketinggian dan pesawat terbang. Dengan begitu dapat dipastikan bahwa perjalanan ini tidak mungkin akan baik-baik saja. Ditambah lagi dengan keberadaan karaketer sal yang seperti wajib ada di film-film tipikal seperti ini. sal digambarkan sebagai tokoh yang annoying, kerjaannya hanya mabuk, dan mengganggu orang lain, hingga akhirnya dia mencapai ketegangan dengan Bruce yang hanya dapat duduk terdiam di depan bersama Sara. Keadaan pun akhirnya semakin kacau ketika pesawat yang mereka naiki itu menembus dan memasuki awan gelap. Awalnya mereka menganggap itu sebagai awan badai biasa, namun yang ada justru mereka tidak bisa keluar dari awan hitam tersebut dalam jangka waktu yang lama. Sara pun dituntut oleh teman-temannya untuk segera memutar balik arah tujuan pesawat. Sayangnya tidak semudah yang mereka minta, Sara mengalami kesulitan untuk melakukan kontak dengan pusat, dan dia pun kehilangan arah. Sara yang masih dalam tahap belajar di sekolah penerbangan akhirnya terpaksa menenangkan teman-temannya yang semakin panik dengan mengatakan bahwa dia lah pilot dalam pesawat itu dan para penumpang harus patuh dengan perintah pilot. Keadaan pun semakin memburuk, karena mesin pesawat mulai mengalami masalah dan kurang dari sejam persediaan oksigen di dalam pesawat itu akan habis, sedangkan bahan bakarnya pun semakin menipis.Setelah membaca buku petunjuk penerbangan akhirnya Sara berkesimpulan bahwa peswat tersebut mengalami kelebihan muatan, sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk membuang semua barang yang dianggap tidak penting. Keadaan tidak berubah menjadi baik, justru sal mulai mengatakan hal-hala aneh yang tidak dapat dipercaya oleh semua orang. Cory mengajukan diri mencoba keluar pesawat untuk memeriksa buntut peswat yang mengalami gangguan. Ketika Cory akhirnya keluar pesawat, dia dilindungi oleh tali yang dipegang oleh Sal dan Mel. Malang bagi Cory, dia akhirnya tidak dapat selamat dan Sal bersumpah bahwa dia melihat Cory diambil oleh makhluk yang menyeramkan. Bruce pada saat itu sedang tidak sadarkan diri dan diikat tubuhnya agar tidak lagi mengganggu Sara mengemudikan pesawat. Satu per satu dari mereka akhirnya pun mati dan Sara pun akhirnya percaya dengan makhluk yang diceritakan oleh Sal.
Saya sebenarnya mengharapkan ketegangan yang lebih dahsyat dari Altitude. Namun sejak dari awal mereka berangkat dengan pesawat hingga terjadi konflik-konflik di dalam ruangan sempit itu pun saya tidak terlalu antusias responnya, bahkan saya cenderung datar. Walau para karakter di sini memiliki caranya masing-masing untuk membuat keributan di beberapa adegan, namun yang pasti saya telah memastikan bahwa Bruce memiliki sangkut paut dengan adegan di pembuka film. Konflik yang timbul dalam cerita ini pun klise, seperti hadirnya karakter Sal yang seperti saya telah bilang di atas. Kekuatan akting dari para pemerannya pun terasa kurang dalam, tidak terlalu membuat penonton menjadi menikmati petualangan mereka.
Sedangkan jalan cerita dalam film ini juga tidak ada yang spesial, namun bagi saya kehadiran makhluk-makhluk luar angkasa itu terasa menjijikkan, apalagi setelah diketahui bahwa semua yang terjadi itu dikarenakan Bruce dan sesuai dengan yang ada dalam buku komik yang diberikan Sara untuknya. Saya rasa Kaare Andrews, sang produser, terlalu melakukan berbagai macam hal yang terasa memaksakan untuk membuat para penonton menjadi tegang. Ada saja ulah para tokohnya yang berusaha menaikkan ketegangan penonton, namun bagi saya hal itu sia-sia, karena bukan hal-hal seperti itu yang saya harapkan dari film ini. Saya lebih mengharapkan melihat perjuangan kelima orang ini bertahan di dalam ruangan sempit itu dan berada ribuan kaki di atas permukaan tanah, bukan dengan kehadiran mahkul bertentakel aneh dan alasan dibalik semua keaadaan tersebut. Hal ini benar-benar membuat saya semakin illfeel dengan Altitude.
Untuk tata cara pengambilan sudah cukup baik, terutama pengambilan gambar di dalam pesawat terbangnya. Untungnya pesawat terbang memiliki luas yang jauh lebih besar dibandingkan peti mati. Keadaan ini membuat saya menjadi teringat dngan Buried di mana Ryan Reynolds mencoba bertahan hidup di dalam sebuah peti mati, sehingga pengambilan gambar pun hanya sebatas sebesar peti mati tempat dia berada. Maka yang jelas adalah Altitude memiliki teknik pengambilan gambra yang cukup menarik, namun sayangnya pengambilan gambar yang sudah cukup menarik ini harus ternodai dengan visual efek yang justru malah terasa tidak seperti yang diharapkan. Padahal visual efek itu telah berusaha membuat adegan-adegan agar terasa lebih dramatis.
Kelebihan lain dari film ini adalah pada bagian endingnya. Meninggalkan beberapa pertanyaan di kepala penonton.
Happy Watching...
Tweet
0 komentar:
Posting Komentar