Siapa yang tidak tahu dongeng tentang gadis berkerudung merah, tapi bagaimana jadinya jika kisah dongeng ini divisualisasikan ke dalam bentuk film modern? Yup..jadinya seperti film Red Riding Hood yang dibintangi oleh aktris muda berbakat, Amanda Seyfried. Beberapa film sudah ia bintangi, tapi apakah kali ini dia berhasil memerankan si gadis berkerudung merah yang tentu sudah sangat familiar oleh seluruh masyarakat dunia?
Red Riding Hood disutradari oleh Helen Catherine Hardwicke. Mungkin namanya masih kurang familiar oleh beberapa orang, tapi kalau saya menyebutkan film Twilight (2008) tentu sudah tidak asing bukan? Catherine lah yang menyutradari Twilight. Setelah beberapa tahun vakum akhirnya Catherine kembali hadir dengan menyutradari Red Riding Hood.
"Valerie (Amanda Seyfried) tinggal bersama dengan orangtua dan adiknya di sebuah desa yang menyenangkan. Hanya saja ada suatu hal yang dapat membuat desa tersebut menjadi sangat gelap dan mencekam, yaitu ketika werewolf mulai memasuki desa mereka lagi dan kali ini memakan korban. Valerie harus merelakan adiknya meninggal karena digigit werewolf.
Ditengah perasaannya yang sedang berduka, Valerie juga harus mencoba untuk menerima perjodohan yang telah dilakukan orangtuanya kepada salah satu pemuda di desa tersebut, yaitu Henry Lazar (Max Irons). Tidak mudah bagi Valerie untuk menerima Henry, karena dia sudah memiliki pacar yang merupakan sahabatnya sedari kecil, Peter (Shiloh Fernandez). Disaat Valerie sedang bingung menentukan pilihannya, Peter dan Henry justru bekerjasama dengan seluruh penduduk desa untuk menangkap dan membunuh werewolf yang telah membunuh adiknya Valerie dan mengusik ketenangan desa mereka.
Peter mulai mencoba untuk melepaskan Valerie. Hal ini dia lakukan karena mendapat tekanan dari Suzette (Virginia Madsen), ibunya Valerie. Di sisi lain, Henry melihat Valerie sangat bahagia ketika berada di dekat Peter dan hal ini juga membuat dia terluka. Hingga pada suatu saat, Valerie dituduh sebagai penyihir oleh masyarakat desa tersebut, dikarenakan dia dapat mendengar werewolf berbicara. Akhirnya Valerie dijadikan umpan untuk mendatangkan werewolf tersebut, namun Peter dan Henry berusaha membebaskan Valerie bersama-sama. Di tengah usaha mereka untuk menyelamatkan Valerie, Peter tertangkap oleh anak buah Father Solomon (Gary Oldman) dan dia dimasukkan ke dalam elephant.
Keadaan di desa semakin kacau ketika werewolf benar-benar datang untuk menjemput Valerie, namun kali ini masyarakat desa lah yang berusaha melindungi Valerie dari sang werewolf. Mereka menarik Valerie untuk masuk ke dalam area gereja, satu-satunya tempat teraman karena tidak dapat dijangkau oleh werewolf.
Setelah keadaan kembali kondusif, Valerie berusaha mencari keberadaan Peter. Ditengah pencariannya, Valerie menemukan kenyataan yang mengagetkan mengenai siapa sebenarnya werewolf yang telah membunuh adiknya dan kini sedang mengejar-ngejar dirinya."
Ketika pertama kali film ini diputar, di bagian awalnya saja saya sudah sangat merasakan suasana kental film Twilight ada di bagian ini. Catherine Hardwicke memilih cara pembukaan yang sewarna dengan Twilight. Dimulai dengan narasi dari tokoh utama wanita dan memperlihatkan suasana alam terbuka. Bukan hanya itu saja, bahkan hutan tempat Valerie tinggal mirip dengan hutan yang ada dalam Twilight dan Billy Burke yangberperan sebagai ayahnya Bella di Twilight kini tampil di Red Riding Hood sebagai ayahnya Valerie. Entah ini disengaja atau tidak, tapi Catherine Hardwicke terlihat masih belum bisa lepas dari gaya penyutradaraannya ketika di Twilight.
Red Riding Hood memiliki jalan cerita yang cukup menarik. Namanya juga film fantasi, jadi saya rasa sah-sah saja mengenai visualisasi yang coba ditampilkan oleh Catherine dan sang penulis cerita, David Johnson. Rasanya memang tidak mungkin jika kisah Red Riding Hood ini harus sama dengan yang orisinilnya, karena pastinya akan tidak menarik untuk disaksikan di layar lebar. Setidaknya, David Johnson tetap tidak melupakan cerita orisinilnya. Tentu saja para penonton bertanya-tanya apakah akan terdapat adegan Valerie bertanya-tanya kepada neneknya mengenai mengapa mata, kuping, dan mulut nenek terlihat sangat besar. Yuhuuuuuu...ternyata ada loh percakapan ini. Hal ini cukup memuaskan saya.
Amanda Seyfried lagi-lagi bermain dengan baik. Kemampuan aktingnya terbukti sudah semakin terasah dan tentu dia dapat dikatakan sebagai salah satu aktris muda paling berbakat saat ini. Hal ini telah dia tunjukkan dengan membuktikan dirinya sukses telah memerankan berbagai macam karakter dan genre film selama ini. Hampir semua genre film sudah pernah dia bintangi, sebut saja drama, comedy, romance, thriller, horror, musical, mystery, crime, hingga fantasy. Dari berbagai macam genre film tersebut Amanda juga sukses mendapatkan peran-peran yang dapat semakin mengasah kemampuan beraktingnya, bahkan tidak sedikit filmnya yang masuk ke dalam jajaran Box Office. Belum lagi dia juga sudah cukup berpengalaman bermain dalam TV Series. Kita dapat melihat akting Amanda di TV Series As The World Turns (1999-2001), All My Children (2002-2003), Law & Order: Special Victims Unit (2004), House M.D. (2005), Wildfire (2006), Veronica Mars (2004-2006), CSI: Crime Scene Investigation (2006), Justice (2006), American Dad (2008), dan Big Love (2006-2011). Kali ini Amanda pun sukses memerankan tokoh Valerie dengan sangat baik. Amanda berhasil mendapatkan feel dari karakter yang dia mainkan dalam film ini. Selain itu, Amanda juga dapat menampilkan chemistry antara dirinya dengan Shiloh Fernandez yang menjadi lawan mainnya. Sayangnya cerita mengenai hubungan mereka memang terasa sangat kurang, bahkan bisa dikatakan cerita cinta yang coba ditawarkan dalam film ini terasa sangat lemah. Red Riding Hood terlihat lebih terfokus kepada permasalahan werewolf dari pada kisah cinta segitiga para tokoh utamanya, mungkin karena David tidak ingin Red Riding Hood semakin terasa jauh dari cerita aslinya.
Shiloh Fernandez dan Max Irons yang notabene adalah lawan main Amanda dalam film ini juga telah tampil dengan cukup baik, namun karena keterbatasan cerita yang ada maka Shiloh dan Max pun tampil seperti alakadarnya. Karakter yang mereka mainkan sangat kurang dieksplor lebih dalam lagi, padahal mereka termasuk salah satu tokoh penting yang memegang kesuksesan jalan cerita film ini. Mungkin di awal hingga dipertengahan film karakter Shiloh dan Max memang terlihat sangat kurang kuantitas munculnya, namun begitu sampai di akhir cerita justru karakter mereka lah yang turut berperan besar hingga film berada di antiklimaks.
Satu hal yang pasti, werewolf dalam Red Riding Hood lebih menyeramkan daripada sekelompok kawanan werewolf Jacob Black dan kawan-kawan. Werewolf di sini terlihat lebih dark dan tough. Salah satu ending yang cukup membuat saya puas adalah karena saya tidak dapat menebak dengan benar siapa sebenarnya tokoh di balik werewolf tersebut. Tebakan saya meleset semua. Sucks. :p
Bagi Anda yang ingin mengetahui bagaimana jika dongeng masa kecil dituangkan ke dalam layar lebar, maka Red Riding Hood wajib Anda tonton.
Happy Watching...
1 komentar:
yuhuuu..keren cyiin artikelnya..terima kasih!
Posting Komentar