Tentu kita masih ingat dengan film Up In the Air (2009) yang dibintangi oleh salah satu maestro dunia perfilman, George Clooney. Jika film itu menceritakan pemutusan hubungan kerja (phk) dari sudut pandang orang yang melakukan pemecatan itu, maka berbeda dengan The Company Men yang justru menceritakannya dari sudut orang-orang yang terkena phk. The Company Men sendiri dibintang oleh bintang-bintang top Hollywood, seperti Ben Affleck, Chris Cooper, Tommy Lee Jones, dan Kevin Costner.
"Berlatar belakangkan tahun 2008, di mana Amerika pada saat itu sedang mengalami krisis keuangan yang tentu saja membawa dampak negatif bagi para pekerja. Hampir semua pelaku bisnis pun terkena imbasnya, tidak terkecuali tempat di mana Bobby (Ben Affleck) kerja. Setibanya Bobby di tempat kerja, dia langsung dipanggil untuk diberitahukan mengenai pemutusan hubungan kerja terhadapnya. Bukan hanya dia saja yang mengalami hal itu, tapi ratusan karyawan lainnya pun mengalami hal yang sama. Bobby sulit memahami keputusan yang diambil perusahaannya, karena dia merasa benar-benar tidak ada persiapan dirinya akan di phk. Dia juga merasa bingung untuk jujur kepada keluarganya mengenai phk yang dialaminya hari itu.
Selanjutnya, Phil (Chris Cooper) juga dipecat oleh perusahaany yang sama dengan tempat Bobby bekerja. Phil dan Bobby bahkan bekerja dalam satu divisi di perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi tersebut. Keadaan menjadi semakin rumit ketika Gene (Tommy Lee Jones) yang merupakan atasan dari Bobby dan Phil juga mengalami hal yang sama dengan mereka, dipecat. Ironisnya Gene dipecat oleh teman seperjuangannya sendiri ketika dia bersam-sama dengannya membangun perusahaan transportasi tersebut.
Bobby yang awalnya merasa putus asa dengan keterpurukannya yang tiba-tiba akhirnya dapat bangkit kembali karena mendapatkan dukungan yang penuh dari istri dan anaknya. Namun hal berbeda terjadi dengan Phil dan Gene. Di usia yang sudah lanjut membuat mereka menjadi berada dalam situasi post power syndrome."
Intinya film ini menceritakan perjuangan ketiga orang tersebut setelah mereka sama-sama mengalami phk. Ben Affleck memang mendapatkan porsi jauh lebih banyak dari pada rekan-rekannya yang lain. di mana dia sebagai pribadi yang lebih terbuka akan hal-hal baru dan terus berusaha sebaik mungkin demi keluarganya. Hal ini mungkin dikarenakan dia masih berada dalam usia produktif dan juga masih memiliki tanggung jawab penuh terhadap keluarganya. Berbeda dengan dua karakter lainnya yang sudah berada pada usia pensiun dan kurang cerdik dalam menyikapi pengangguran yang dialaminya. Affleck benar-benar berhasil menimbulkan setiap emosi yang dirasakan oleh Bobby dan dapat dengan mudahnya ditangkap oleh penonton. Bagaimana putus asanya hingga akhirnya dia kembali bangkit demi keluarga terasa dengan jelas karena kekuatan akting Affleck yang semakin handal.
Para pemeran lainnya, seperti Cooper, Jones, dan Costner juga berhasil memainkan karakter masing-masing dengan sangat bagus. Ditambah dengan pemanis hadirnya Maria Bello yang berperan sebagai Sally Wilcox. Di sini Bello berperan seperti George Clooney di Up In the Air. Namun dalam The Company Men memang bagian Bello hanya sedikit sekali, namun di setiap kemunculannya, terutama ketika dia sedang mem-phk seseorang, berhasil membuat suasana film ini menjadi lebih berwarna.
The Company Men bukan hanya menggambarkan para karyawan yang di phk, tapi juga memberikan penggambaran yang lebih jelas mengenai krisis keuangan yang melanda Amerika pada saat itu telah menghancurkan banyak kehidupan dan juga menggambarkan bagaimana perusahaan-perusahaan besar di sana terus saja menghamburkan uang untuk kepentingan lain yang sebenarnya bukan kepentingan utama dari perusahaan.
Salah satu kekurangannya adalah John Wells seperti terasa terlalu memaksakan konsepnya mengenai pengangguran di dalam film ini. Konsepnya menurut saya terlalu kaku, sehingga cenderung membuat saya mengantuk sepanjang film ini diputar. Sangat disayangkan karena The Company Men sesungguhnya memiliki kekuatan cerita yang sangat bagus jika saja dikemas dengan lebih dinamis. Konflik yang dihadirkan pun terasa kurang kuat dan ditambah dengan alurnya yang berjalan sangat lambat. Hal ini mungkin dimaksudkan agar penonton dapat melihat lebih detil mengenai perjuangan Bobby, Phil, dan Gene. Namun bagi saya sendiri hal ini justru terasa sangat membosankan. Akan lebih fresh jika konflik yang dihadapi lebih diperkecil fokusnya agar konflik itu dibahas dengan lebih mendalam, ketimbang berusaha memaparkan berbagai macam konflik yang dihadapi seorang penganggura namun akhirnya justru konflik-konflik tersebut tidak digali mendalam dan akhirnya malah menjadi menguap begitu saja.
Nahhh...bagi anda yang memang hobi dan sangat menyukai film drama, maka The Company Men akan dengan setia menemani anda selama 104 menit.
Happy Watching...
0 komentar:
Posting Komentar