Nicholas Cage diharapkan menjadi nilai tambah tersendiri untuk lebih menyukseskan film ini. Ini dapat kita lihat di poster film Drive Angry. Nama Cage terpampang paling besar dan berada di paling atas poster. Di sisi lain, Cage memang mendapatkan peran penuh dalam filmnya kali ini. Sudah lumayan sering rasanya Cage bermain dalam film sejenis ini. Menjadi salah satu sosok sentral dan memiliki kekuatan-kekuatan 'gaib', contohnya adalah ketika dia bermain di film The Sorcerer's Apprentice (2010), Kick-Ass (2010), dan Ghost Rider (2007).
Jika sebelumnya Cage bermain sebagai rider, maka kini dia bermain sebagai seorang driver yang sangat ahli. Dalam Drive Angry, Nicholas Cage ditemani oleh seorang bintang wanita cantik yang sebelumnya juga telah kita lihat aksinya di beberapa film, antara lain Zombieland (2009) dan The Joneses (2009). Dia adalah Amber Heard. Sepak terjang dia dalam perfilman Hollywood memang tidak sebanyak Cage yang sudah lebih lama melanglang melintang di dunia perfilman Hollywood. Film ini semakin lengkap dengan kehadiran William Fichtner yang juga sudah lebih lama melanglang melintang seperti Cage.
"John Milton (Nicholas Cage) sebenarnya telah meninggal dunia. Kali ini dia khusus kembali ke bumi untuk membalaskan dendamnya kepada orang yang telah membunuh putrinya dan juga untuk menyelamatkan cucunya yang diambil oleh pembunuh anaknya untuk dijadikan persembahan di saat bulan purnama datang nanti. Di saat Milton sedang berkeliling mencari cucunya, dia bertemu dengan seorang gadis yang baru saja berhenti dari pekerjaannya sebagai waitress, Piper (Amber Heard). Milton membantu Piper ketika mobilnya mogok di tengah jalan. Dia meminta tumpangan dan Piper bersedia memberikan tumpangan untuknya.
Ketika Piper tiba di rumah, dia mendapati pacarnya sedang selingkuh. Piper pun marah luar biasa sampai akhirnya dia terlibat baku pukul dengan pacarnya. Di saat Piper telah payah, Milton segera datang dan membantu Piper. Akhirnya Piper pergi meninggalkan pacarnya yang pingsan dengan Milton. Misi pencarian cucunya pun semakin seru. Sedikit demi sedikit dia semakin dekat dengan pelaku pembunuh anaknya dan juga yang telah menculik cucunya, Jonah Hill (Billy Burke). Adegan kejar-kejaran antara dia dengan Jonah Hill juga diselingi dengan The Accountant yang ternyata juga mengejar Milton."
Saya sedikit pangling melihat Billy Burke di sini. Saya sempat tidak ngeh kalau dia adalah pemeran ayahnya Bella Swan di Twilight Saga. Mari lupakan peran dia sebagai seorang ayah yang kaku namun sangat menyanyangi anaknya, kali ini Burke berperan sebagai seorang penjahat. Dia berhasil melepaskan image yang sangat melekat pada dirinya sebagai Charlie Swan. Dengan penampilan dan body language yang berbeda, dia terlihat pas memainkan karakter Jonah Hill.
Sebaiknya kita juga melupakan akting Cage di Season of the Witch dan The Sorcerer's Apprentice yang sangat dibawah standar dirinya. Kali ini, dia terlihat lebih baik dari pada di kedua film itu. Akting Cage terlihat sangat meyakinkan, dia juga berhasil memunculkan emosi seorang ayah dan kakek yang berusaha untuk menyelamatkan penerus keluarganya dengan pas. Tentu saja kekuatan akting Cage di sini juga dibantu oleh karkater-karakter lainnya, yaitu Amber Heard yang setia menamani dia di sepanjang film. Mereka terlihat cocok namun sayangnya chemistry mereka tidak kuat dalam film ini. dalam beberapa film terakhirnya kali ini Cage memang semakin menurun kulitas aktingnya. Toh nama dia masih tetap menjadi sebuah jaminan jika seseorang memilih untuk menonton film. Mungkin kesalahannya adalah Cage tidak selektif memilih peran-perannya beberapa waktu ini. Seakan-akan terlihat dia seperti sedang 'kejar setoran'. Semua peran yang ditawarkan dia langsung ambil tanpa melihat kualitasnya terlebih dahulu. Saya rasa ini semua memang berkaitan dengan kebangkrutan yang sedang melanda Nicholas Cage bebrapa waktu ini.
Audio visual yang ditampilkan film ini juga lumayan. Terutama untuk versi 3D, dalam beberapa adegan 3D-nya sangat terasa, tapi selelbihnya ya seperti biasa. 3D tidak menimbulkan efek apa-apa. Kekuatan sinematografi dalam Drive Angry juga belum terasa maksimal. Kali ini kehebatan Patrick Lussier juga pantas diacungi jempol. Dia berhasil menampilkan Drive Angry dengan cukup baik. Mengingat film ber-genre ini bukanlah keahliannya. Hanya saja sangat disayangkan kekuatan cerita dalam Drive Angry tidak kuat. Cerita yang dihadirkan dalam film ini terasa sangat jauh dari kenyataan namun tidak membuat orang menjadi kagum dengan ide cerita seperti ini. Lussier memang lebih berpengalaman di bidang film-film horror. Dia yang menyutradarai Scream (1996), Scream 2 (1997), Scream 3 (2000), My Bloody Valentine (2009), Red Eye (2005), dan White Noise 2: The Light (2007). Jadi, untuk film ber-genre seperti ini Lussier memang baru mencobanya. Kalau untuk film horror, rasanya kualitas dia sudah tidak perlu dipertanyakan. Film horror-nya yang akan segera dirampungkan adalah Halloween III (2012).
Drive Angry tampil menjadi sebuah sajian tontonan yang sebetulnya tidak menarik. Dengan jalan cerita yang tidak kuat membuat Drive Angry menjadi terlihat bimbang mau menonjolkan segi apa sebenarnya. Adegan yang berusaha ditonjolkan dalam film ini pun sudah sangat pasaran, seperti kejar-kejaran mobil, tembak-tembakan, dan sebagainya. Benar-benar tidak terasa ada sesuatu yang istimewa dalam film ini. Lussifer berusaha untuk membuat beberapa adegan menjadi lebih dramatisir dengan membuat adegan-adegan tersebut menjadi slow motion. Sayangnya hal ini benar-benar tidak membantu apa-apa.
BagiAnda yang ingin mencoba menonton Drive Angry versi 3D-nya, saya sarankan agar Anda memilih tempat duduk yang dekat dengan layarnya. Dengan begitu efek 3D akan lebih terasa. Satu lagi, jangan membawa anak di bawah umur menonton film ini, karena ini bukan diperuntukkan bagi mereka.
Happy Watching...
0 komentar:
Posting Komentar