skip to main |
skip to sidebar
Let Me In dibuat berdasarkan sebuah film Swedia berjudul Let the Right One In yang mendapatkan banyak penghargaan di festival-festival dunia. Film ini dibintangi oleh salah satu aktris cilik favorit saya, yaitu Chloë Moretz. Sebelumnya Chloë tealh bermain sangat mengesankan di salah satu film favorit saya di 2010 yaitu Kick Ass. Kali ini Chloë berperan sebagai Abby, seorang gadis cilik berusia 12 tahun yang baru saja pindah apartemen dengan ayahnya. Di sana Abby bertemu dengan Owen, seorang anak yang juga berusia 12 tahun. Owen selalu mendapatkan kekerasan dari sebuah genk anak nakal di sekolahnya. Dia benar-benar disiksa sehingga di sekolahnya dia tidak mempunyai teman. Namun akhirnya dia berteman dengan Abby di rumah.
Film ini memiliki alur mudur di awal cerita. Selebihnya film ini mulai menggunakan alur maju. Alur cerita film ini bisa dikatakan cukup lambat dan mungkin mengakibatkan beberapa penontonnya menjadi mulai bosan. Namun film ini mampu membuat para penontonnya tetap penasaran untuk meyaksikan setiap adegannya dan cukup memacu adrenalin para penontonnya. Walaupun di akhir film mulai terasa seperti diulur dan sengaja dibuat lama. Padahal sudah jelas akhir jalan cerita film ini telah dapat ditebak dengan benar oleh banyak penonton.
Cerita dalam film ini sesuai dengan legenda Vampir yang hanya bisa masuk ke rumah seseorang jika diundang dengan pemilik rumah. Jika tidak mendapatkan ijin dari pemilik rumah, maka vampir tersebut akan mati dengan perlahan. Hal ini sama dengan cerita vampir di film seri The Vampire Diaries. Namun berbeda dengan vampir-vampir versi Twilight Series di mana para vampirnya dapat dengan mudah 'nyelonong' masuk ke rumah orang.
Chloë di sini sangat berbeda dengan Chloë yang berperan sebagai Hit-Girl di Kick Ass. Chloë tetap dapat memainkan peran Abby dengan sangat ciamik di mana Abby dapat menjadi seorang gadis cilik yang manis namun dia akan berubah menjadi ganas jika telah menemukan mangsanya. Dapat dikatakan kalau film ini membantu akting Chloë untuk lebih berkembang. Hal ini juga terjadi dengan Kodi Smit-McPhee. Dalam film ini dia benar-bbenar berhasil membuat hidup karakter Owen yang merasa sendiri dan ketakutan karena dijadikan sebagai korban bulying oleh teman-teman sekolahnya.
Jika Anda mencari tontonan vampir versi anak-anak namun tetap memiliki sisi yang dark yang hidup, maka saya rasa film ini layak untuk Anda saksikan.
Happy Watching...
0 komentar:
Posting Komentar