Kim Buchman (Anne Hathaway) adalah seorang junker (pemakai narkoba) yang baru saja keluar dari panti rehabilitasi. Saat kepulangan Kim ke rumahnya berbarengan dengan semakin mendekatnya hari pernikahan Rachel (Rosemarie De Witt), kakaknya Kim. Di sini lah mulai terjadi banyak konflik pada keluarga Buchman. Orangtua Kim telah bercerai sejak dia remaja. Sewaktu berumur 16 tahun, dia pergi membawa mobil dengan Ethan, adiknya. Pada saat itu Kim mabuk dan diperjalanan pulang mobil yang dikemudikan oleh Kim mengalami kecelakaan, masuk ke danau dan Kim tidak berhasil menyelamatkan Ethan hingga akhirnya mengakibatkan Ethan meninggal.
Dalam keluarga Buchman terlihat perbedaan cara pandang antara orangtua dengan anak, yaitu Paul (Bill Irwin) dan Kim. Paul berpikiran cara terbaik memperlakukan putrinya adalah dengan selalu mengetahui di mana Kim berada. Sebenarnya Paul hanya takut Kim melakukan ulah lagi dan mengacaukan hari-hari bahagia Rachel yang akan menikah. Kim justru merasa ayahnya selalu mengawasi dirinya dan dia merasa risih. Hal ini sesuai dengan Beberapa studi yang menunjukkan bahwa anak dan orangtua punya perbedaan persepsi dalam hubungannya, termasuk tingkah laku. Hal ini menginformasikan bahwa tidak selamanya apa yang orang tua ajarkan diterima oleh anak. Apa yang orang pikirkan dan lakukan berdasarkan apa yang ia pahami dari lingkungannya. Anak terpengaruh oleh persepsi mereka yang didapatinya dari sikap orangtua mereka. Ketika persepsinya tidak sesuai, maka hasilnya adalah kesalahpahaman.
Menurut, Amato dan Ochiltree peran orangtua kedengarannya sangat sederhana yaitu, memenuhi kebutuhannya sehingga mereka dapat berkembang. Di film ini dapat dilihat bahwa peran orangtua sebenarnya tida sesimpel itu. Paul yang selalu berusaha untuk bersikap baik pada Kim walau terjadi beberapa kesalahpahaman antara dia dengan Kim. Namun Paul selalu berusaha untuk menetralisir keadaan di saat-saat Rachel berontak dan marah atas kepulangan Kim. Dengan sabar Paul membujuk Rachel untuk menerima kepulangan Kim yang mendadak, karena bagaimana pun juga Kim adalah adiknya.
Dengan keadaan orangtua yang bercerai sejak dia kecil, Kim tumbuh menjadi anak yang kekurangan cinta, kasih sayang, dan afeksi. Bahkan ketika akhirnya dia memilih untuk menjadi seorang drugs user dan pulang dari panti rehabilitasi dia mulai merasa tidak mendapatkan penerimaan dan pengertian dari keluarganya. Hal ini lah yang menyebabkan Kim menjadi memiliki emosi yang cenderung negatif. Kim tidak mendapatkan pemenuhan emosi dari keluarganya.
Orangtua Kim, baik ayah maupun ibunya, telah menikah kembali. Meskipun pernikahan berakhir dengan perceraian atau kematian, pernikahan kembali dan pembentukan keluarga tiri dianggap biasa (Coontz, 2000). Kim tidak terlihat dekat dan memiliki kehangatan dengan orangtua tirinya. Orangtua tirinya pun tidak terlihat berusaha mendekati Kim. Mungkin akan lebih baik jika orangtua tirinya ikut mengambil bagian dalam konflik-konflik yang terjadi di rumah setelah Kim kembali dari panti rehabilitasi.
Hubungan antar orangtua kandung Kim yang telah bercerai memang berjalan baik, namun mereka tidak bekerjasama dengan baik dalam membimbing dan mengasuh Kim (co-parenting). Ayah dan ibunya memiliki ‘jalan sendiri-sendiri’ untuk menghadapi Kim.
Hubungan Kim dengan kakaknya, Rachel, tidak berjalan mulus, karena Rachel menyimpan perasaan ketidaksukaan dan keresahannya atas kembalinya Kim di saat-saat mendekati hari pernikahannya. Rachel juga masih menyalahkan Kim atas meninggalnya Ethan. Kim merasa tersingkirkan oleh keluarganya sendiri karena Rachel telah memilih orang lain untuk menjadi pendampingnya di pelaminan nanti. Bahkan pada saat acara makan malam menyambut pernikahan Rachel, Kim didudukkan di pojok meja dan dikelilingi oleh orang-orang yang tidak dia kenal. Pada saat itu semua orang sibuk dengan memberikan kesan dan pesan untuk Rachel dan calon suaminya. Kim semakin merasa dirinya terpojokkan.
Kim tidak merasa mendapatkan intimacy dari keluarganya. Seperti yang diketahui bahwa intimacy mengacu pada perasaan akan kedekatan hati seseorang (closeness), keterkaitan (connectedness), dan keterikatan (boundedness) dalam hubungan cinta (Sternberg & Grajek, 1984). Komponen intimacy terhadap seseorang yang dicintai:
1. Keinginan untuk menghadirkan kesejahteraan baginya.
Kim berusaha untuk membuat orang-orang di sekitarnya dapat menerima dirinya kembali. Namun nyatanya orang-orang di sekitarnya justru merasa was-was dengan kepulangannya. Hal ini lah yang akhirnya membuat Kim merasa dirinya tidak sejahtera di tengah-tengah keluarganya.
2. Saling menghargai.
Sejak awal kepulangannya, Kim dengan Rachel dan Paul (ayahnya) mencoba untuk saling menghargai. Namun akhirnya justru mereka saling meluapkan emosinya yang ternyisc2ata merasa terganggu dan keberatan dengan keberadaan Kim.
3. Saling memahami.
Rachel sudah berusaha untuk memahami Kim. Hal ini terlihat dari Rachel yang meminta Emma untuk mundur dan diganti dengan Kim untuk mendampinginya di pernikahan nanti. Selan itu, ayahnya Kim yaitu Paul juga berusaha untuk memahami Kim, karena dia mengetahui kalau banyak orang yang merasa was-was dengan keberadaan Kim. Paul selalu berusaha untuk bersikap netral dan menjadi penengah disaat Kim berselisih dengan Rachel.
4. Dapat untuk diajak bertukar pikiran.
Setiap keputusan keluarga yang diambil, Kim tidak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan Kim sudah menghabiskan sebagian besar waktunya di panti rehabilitasi. Jadi ketika Kim kembali ke rumah, dia merasa asing karena dia tidak memiliki andil apa pun terhadap hal-hal yang terjadi di rumah. Seluruh orang rumah juga tidak ada yang mengajak Kim untuk berdiskusi, yang ada justru Kim berontak terhadap keputusan-keputusan yang sebelumnya telah ditetapkan bukan dengan cara diajak bertukar pikiran.
5. Mampu memberi dukungan secara emosional.
Secara emosional, Kim cenderung seorang diri. Dia berusaha bangkit dari keterpurukan hidupnya seorang diri dan tidak ada anggota keluarga yang membantunya secara signifikan. Hal ini dikarenakan keluarga telah lebih dulu underestimate dengan Kim.
6. Memiliki komunikasi yang akrab.
Kim tidak memiliki dan menjalin komunikasi yang akrab antara dia dengan anggota keluarganya.
Walau Kim banyak menerima penolakan dari lingkungannya, terutama keluarganya senidiri, Kim tetap memiliki beberapa unsur dalam cinta antar pribadi yantara lain commitment yaitu keinginan untuk mengabadikan cinta dan tekad yang kuat dalam hubungan dia dengan keluarganya dan terciptalah kinship (ikatan keluarga).